BISNIS
AKHERAT
MAS, ADA JENAZAH TERLANTAR LAGI..
Pesan dari Chabib Wibowo itu sering
saya terima via WA, seminggu bahkan bisa dua kali. Lalu foto-foto
"menyeramkan" masuk ke HP saya dengan cueknya.
Inilah bisnis akherat,
ketika banyak orang sibuk mengejar dunia dengan rakusnya, saya kembali
dipertemukan dengan orang-orang yang sangat sibuk mengejar akheratnya...
Malu dan iri, saya tertinggal
jauuuuh.. -----------
Malioboro, 2005
Anak-anak jalanan itu tinggal di sana,
menggelandang dan tidur sembarangan.
Mabok, minum, ngobat, nyedot lem jadi
keseharian.
Tongkrongan mereka dan identik dengan
kriminal, lengah sedikit dompet melayang.
Chabib waktu itu salah satu dari
mereka..
Sepanjang jalan Malioboro jadi daerah
kekuasaannya.
Senggol.. Dupak!
Meleng.. Sikat!
Sepasukan Satpol PP meringkusnya dan
gerombolannya.
Masukkan truk, angkut! Dihajar
bareng-bareng, babak belur!
Tendangan,
pukulan, bag big bug!! Haakdesk!! Plaak!
Benar-benar sampah masyarakat,
Malioboro kembali tenang setelah hari itu..
Usai bebas, Chabib dan kawan-kawannya
tak ingin kembali ke jalan.
Mereka sadar akankah selamanya hanya
di di jalanan, diburu dan siap dimusnahkan.
Curhatan mereka sampaikan ketika
bertemu Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) di sebuah
pengajian.
Cak Nun menasehati, jika ingin berbuat baik
pasti ada jalan.
Jika mereka ingin membantu orang-orang
terlantar, buatlah yayasan agar diakui resmi, dan mudah dalam mengawasinya.
Cak Nun mengenalkan Chabib pada
pak Busro Muqoddas, yang membawanya kepada seorang notaris.
Dibuatkan akta pendirian, dimulai dari sebuah rumah mungil yang disewa
seadanya. "Namanya Lembaga Sosial Hafara mas.."
Kata Chabib pada saya
ketika bertemu pertama. "Wuik, artinya apa tuh?" "Hadza
min Fadli Robbi.. Anugerah Tuhan, yang ngasih nama Cak Nun
langsung mas.."
Sejak itulah perjuangannya dimulai, Chabib
sekarang gantian yang berburu, dicarinya orang-orang gila yang menggelandang di
jalan, anak-anak jalanan yang tidur di emperan.
Dimasukkan di mobil kijang tua yang
bodinya sudah penyok-penyok seperti mobil sisa perang. Dibawa ke pantinya,
dimandikan, diberi baju, diberi makan.. Ketika orang-orang jijik melihat mereka
yang gila itu, Chabib justru membawa mereka, memuliakannya, berusaha keras
menyadarkannya..
"Ada yang ngamuk mas?"
"Waah.. Setiap hari mas,
kadang kami harus bergumul dengan mereka, kalau sampai lepas lagi di jalan akan
berbahaya. Kalau sudah tak terkendali kami bawa ke RS. Grasia di Pakem. Diberi
obat untuk dua minggu, nanti sudah terkendali. Sebelum obatnya habis harus diambilkan
lagi obatnya, sekali obat habis mereka bakal halusinasi tinggi..
Bakalan ngamuk
lagi"
jawab Chabib
Ketika minggu lalu saya (Saptuari
Sugiharto) datang ke panti Hafara, kondisinya masih
memprihatinkan. Banyak yang belum tau eksistensi panti ini. Sekarang sudah
pindah lokasi di tanah kas desa di daerah Brajan Tempuran RT 08
Tamantirto Kasihan Bantul, Yogyakarta. Panti itu luas dipinggiran desa,
namun kondisi bangunannya masih darurat semua.
Kayu-kayu yang lapuk, bambu yang mulai
kempes, atap yang bocor dan lantai kayu yang berderit tiap diinjak..
Ada beberapa piagam yang diterima
Chabib tertempel disana, bertandatangan menteri hingga Presiden pun ada.
Namun miris, kondisi pantinya seperti
terlupakan diantara piagam-piagam penghargaan yang berdebu. "Sebulan
berapa donatur yang masuk mas?"Tanyaku
"Hanya sekitar 10 juta mas,
kami harus berhemat untuk 70 pasien yang kami rawat disini.." Kata
Chabib waktu itu sambil menunjukkan laporan keuangannya.
Dia dibantu oleh beberapa mahasiswa
yang jadi relawan disana.
"Itu foto-foto yang jenazah
terlantar yang kamu kirimkan dapat darimana mas?"
"Tiap hari kami muter mas,
kalo ada laporan dari masyarakat kami langsung meluncur.
Kami temukan
mereka sudah meninggal di emperan toko, di pinggir kali, di tempat sampah,
semua jenazah kami bawa kesini, dimandikan, kami sholatkan semuanya, karena
mereka semua terbuang tanpa keluarga, kami antar dengan ke pemakaman sosial di
samping Masjid Agung Bantul. Kadang hanya berdua kami menguburkan
jenazah-jenazah itu.." Lanjut Chabib Allahu Akbar..
Merinding mendengarnya..
Ambulance Granmax sudah ada di panti
mereka, 8 bulan lalu ketika kami tau masih mengangsur langsung kami anggarkan
dana dari #SedekahRombongan (Lembaga Sosial Rintisan Saptuari
Sugiharto) untuk dilunasi, agar mereka makin bebas bergerak.
"Itu Prasetyo mas, anak
jalanan yang kami temukan di Alun-alun Utara Jogja, kami bawa kesini, kami
sekolahkan.
Ada 5 anak
jalanan yang tinggal disini. Sisanya 65 orang dewasa ganggungan jiwa.
Mereka tiap hari
kami ajak zikir, sholat duha, sholat tahajud.
Puasa Senen kamis
pun kami ajak semua, kegiatan bikin souvenir dan lukisan.
Biar pikiran
mereka gak kosong mas, dibelakang mereka kami ajak buat batako, sedikit-sedikit
nanti untuk membangun panti ini.."
Ketika saya berkeliling ke
kamar-kamar, bau pesing menyengat, membayangkan kalau malam 65 orang tidur
saling tumpuk disini.
Manusia-manusia malang yang terbuang,
hilang ingatan, hilang keluarga, derajat manusia yang terhina dan
terpinggirkan..
"Kami butuh
kasur banyak mas, yang anti air agar gampang dibersihkan, biar mereka gak tidur
diatas tikar itu.." Lanjut Chabib.
"Kemarin kami menerima satu
pasien gangguan jiwa dalam kondisi hamil mas, ternyata dia diperkosa di jalan.
Anaknya lahir selamat di pondok ini..
Sekarang sudah
ada yang mengadopsi, ibunya tetap kami rawat disini.."
Tempat sederhana inilah yang
dipilihkan Allah untuk Chabib, dia yang terpilih jadi pembela orang-orang gila
di Jogja, tidak semua orang mampu mendapatkan amanah tanggungjawab hebat
seperti ini..
Yang saya yakini, jika sekarang Chabib
membawa ambulancenya lewat Malioboro tak ada lagi Satpol PP yang akan menangkap
dan menghajarnya.
Dia sekarang telah dikawal banyak
malaikat Allah..
Manusia yang tidak terkenal di bumi,
tapi begitu terkenal di langit..
Yang membuat saya iri luar biasa,
kelak di hari pengadilan Chabib akan dibela oleh ratusan orang gila yang dulu
dirawatnya, mereka menjadi saksi abadi di depan Tuhannya..
@Saptuari -------------------
Kawan-kawanku, inilah LADANG SEDEKAHMU..
Ambil dompet, token, mBankingmu.
Keluarkan sebagian rejeki yang masih kau
genggam hari ini..
No
Rek BRI : 66400 101501 9539
Atas
Nama : LSH HAFARA
Kontak
Chabib :
0853 27966727
Alamat: Desa Brajan Tempuran RT
8 Tamantirto Kasihan Bantul. Rute: Perempatan
Ringroad Kasihan,
ke utara sampai prapatan Rukeman, belok kanan ikuti jalan 500m, sampai ada
plang Hafara Kanan Jalan. ------------------
Berapapun sedekahmu, akan membantu
untuk puluhan orang terbuang disana, ayo muliakan mereka..
Agar hidupmu juga dimuliakan Allah.
Alangkah indah..
Orang bersedekah,
Dekat dengan
Allah, dekat dengan surga..
Takkan berkurang,
harta yang sedekah..
Akan bertambah...
Akan bertambah
Opick *lirik lagu sedekah
ditulis :
Saptuari
Sugiharto
Owner Kedai Digital
###
kami sementara baru bisa #share
informasi ini,,
semoga ada kebaikan dan donatur yang
kemudian terketuk hatinya ^_^
semoga bermanfaat ^_^
Informasi dan Donasi Hubungi Chabib
0853 27966727
###
Bagi yang mengalami kesulitan menyalurkan donasi bisa menghubungi
Bagi yang mengalami kesulitan menyalurkan donasi bisa menghubungi
Syarifain Ghafur
085.643.455.685 akan kami pandu semampu kami ^_^
sekali lagi, ini bukan permintaan resmi dari Panti Hafara,
melainkan sebagai bentuk empati kami :)
Untuk
bantuan donasi melalui kami akan kami tampung terlebih dahulu hingga minimal terkumpul
sejuta rupiah baru akan kami salurkan ke Panti Hafara.
Cek informasi Donasi di
Pastikan Nomor Rekening dan Nama Tujuan Sama
^_^
Tetap Waspadai Berbagai Macam Bentuk Penipuan
atau hubungi
085.643.455.685 (Syarifain Ghafur)